Nah, pada kesempatan ini ACI mau jelasin tentang untung ruginya berjualan di marketplace kayak Shopee, Tokopedia, atau Bukalapak. Ini karena banyak banget pertanyaan dari pemilik toko online tentang mendingan berjualan sendiri via website atau via marketplace. Kali ini ACI kupas tuntas yah!
Nah, pada kesempatan ini ACI mau jelasin tentang untung ruginya berjualan di marketplace kayak Shopee, Tokopedia, atau Bukalapak. Ini karena banyak banget pertanyaan dari pemilik toko online tentang mendingan berjualan sendiri via website atau via marketplace. Kali ini ACI kupas tuntas yah!
Sebetulnya, dari katanya, marketplace itu artinya “pasar”. Nah, karakteristiknya mirip banget kok sama pasar yang bukan online. Di marketplace itu banyak penjual, banyak pembeli, yang dijual banyak macamnya, orang yang datang juga banyak macamnya.
Yang ingin dibeli juga beragam, tidak harus 1 jenis saja. Misalnya di pasar ada orang yang beli sayur bayam, terus juga beli es cendol. Ada yang beli kentang, terus beli mainan buat anaknya. Jadi, kalau diliat, sebetulnya marketplace ini lumayan simpang siur kesannya. Bukan kayak jualan di website yang ibaratnya adalah jualan di toko kamu sendiri. Orang yang datang emang cari barang kamu, dan lihat cuman barang kamu aja. Ga bakalan dia lihat penjual lain di toko kamu.
Namanya berjualan itu pasti ada tantangannya. Di manapun kamu berjualan, pasti ada deh tantangannya. Misalnya kamu berjualan di Instagram atau website, kesulitannya beda-beda. Kalau mau lihat lebih jauh tentang berjualan di Instagram, bisa masuk ke ARTIKEL INI.
ACI sekarang lanjutin yah. Berjualan di marketplace tantangannya ada juga. Tapi, sebetulnya, tantangan ini bukan yang sulit-sulit amat dilalui. Kayak tantangan-tantangan lainnya sih. Memang pertama-tama akan susah untuk membiasakan diri berjualan di marketplace. Tapi, kalau udah biasa, ga akan susah kok jualannya. Nah, ke depan ACI bakal bagikan tips-tips berjualan di tiap-tiap marketplace. Kali ini, ACI akan lebih ke arah untung ruginya berjualan via marketplace.
Nah… beda dengan pengunjung Instagram, pengunjung marketplace ini memang tujuannya mencari sesuatu dan membelinya. Kalau di Instagram, bisa aja orang-orang melototin influencer, baca humor, dan lain-lain. Orang yang buka app Shopee, Tokopedia, atau Bukalapak tujuannya adalah pengen beli barang, titik. Minimal, lihat-lihat atau bandingin harga. Tapi tujuan akhirnya adalah beli tuh barang.
Nah, strateginya di sini adalah bagaimana barang kamu bisa tampil ke calon pembeli yang tepat. Karena, kalau barang kamu muncul, ada KEMUNGKINAN calon pembeli akan tertarik, lalu lihat-lihat barang kamu. Kalau udah lihat-lihat barang kamu, marketplace akan menunjukkan barang kamu yang lainnya. Jadi, kemungkinan barang kamu laku emang lebih besar di sini.
Ini ga bisa dipungkiri, pengunjung marketplace itu banyak. Betul-betul jumlahnya itu bikin orang melongo loh. Nah, bayangin ya. Pengunjung marketplace banyak banget, dan semua pengunjung itu tujuan akhirnya adalah beli barang. Bayangin. Akan jauh lebih mudah untuk terjadi transaksi di marketplace daripada di media sosial kayak Instagram, sekali lagi karena pengunjungnya kepingin beli barang.
Demi mendatangkan pengunjung ke app mereka, marketplace ini rela keluarin duit banyak loh. Iklan, bikin banyak promo, pakai bintang film atau selebriti, dan lain-lain. Nah, karena itu banyak orang yang tertarik download dan beli pakai app mereka. Karena mereka udah ngiklan sampai datangin banyak orang, biaya iklan kamu juga akan jauh lebih murah. Nebeng sih istilahnya.
Nah, ACI juga mau omongin kalo marketplace-marketplace ini tentunya saling bersaing dong. Masing-masing pengen jadi marketplace nomor 1 di Indonesia. Karena itu, mereka banyak banget keluarin promo yang bikin pelanggan itu happy.
Misalnya nih, yang paling kerasa adalah promo GRATIS ONGKIR. ACI juga sering kok kalau beli barang manfaatin promo ini. Nah, dengan adanya gratis ongkir dari marketplace ini, pelanggan jadi lebih murah belanja di marketplace bahkan daripada belanja di mall sekalipun. Promo-promo ini juga bisa kamu manfaatin, jadi toko kamu akan makin menarik bagi pelanggan.
Nah, fitur-fitur ini yang ga dipunyai oleh media sosial kayak Instagram. Misalnya nih, fitur rekber. Maksudnya gini. Kalau ada pembelian, duit dari pelanggan kan akan ditahan dulu oleh marketplace. Baru setelah pelanggan klik “selesai pembelian” duitnya akan dikirim ke kamu.
Ini kayaknya merugikan ya. Tapi sebetulnya ini sangat menguntungkan kamu karena pelanggan bakal merasa aman dalam berbelanja. Mereka bisa dengan mudahnya beli barang, kalau ternyata tidak dikirim, duitnya toh akan balik ke mereka. Dengan rasa aman ini, toko kamu juga nebeng marketplace ngasih rasa aman buat pelanggan kamu. Jaminan bahwa kamu akan kirim barangnya itu penting loh. ACI banyak tahu cerita-cerita orang belanja di media sosial, terus barangnya ga dikirim.
Nah, sebetulnya kalau bicara kerugian, ACI ga bisa banyak ngomong karena memang jauh lebih banyak untungnya. Bahkan, ACI belum bisa mikirin kerugiannya apa secara konkrit.
Orang bilang, ruginya karena banyak saingan. Lah, emang berjualan pasti dong banyak saingan. Banyak orang bilang juga, susah dapetin trust atau kepercayaan pelanggan. Banyak orang bilang banyak barang palsu dengan harga lebih murah. Banyak orang bilang… banyak deh yang dibilang orang.
Tapi intinya begini. ACI ga melihat itu sebagai sebuah kerugian. ACI melihat itu sebagai tantangan. Kalau kamu bisa lewatin tantangan itu, tentunya toko kamu akan sangat ramai. Sama aja kok dengan Instagram, banyak tantangannya. Di website? Banyak juga tantangannya. Intinya, jangan pandang itu sebagai kerugian, tapi pandang sebagai tantangan.
Selamat berjualan~~